MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
1.
DEFINISI PANDANGAN HIDUP DAN IDEOLOGI
Setiap
manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena
itu is menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa
anti pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang
dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau
pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasaikan pengalaman sejarah
menurut waktu dan tempat hidupnya.
Pandangan hidup banyak
sekali macamnya dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat
diklasifikasikan berdasaikan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
a)
Pandangan hidup
yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
b)
Pandangan hidup
yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norms yang terdapat
pada negara tersebut.
c)
Pandangan hidup
hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
Untuk
definisi dari Ideolgi, Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi
sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk
mendefinisikan “sainstentang ide”. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang
komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan
Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan
beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang
diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan untama
dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran
normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar
pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini
menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah
ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.
2.
CITA-CITA
Menurut kamus
umum Bahasa Indonesia,
yang disebut cita-cita
adalah keinginan, harapan, tujuan
yang selalu ada dalam pikiran.
Baik keinginan, harapan,
maupun tujuan merupakan apa
yang mau diperoleh
seseorang pada masa
mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan
pandangan masa depan,
merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada umumnya
cita-cita merupakan semacam
garis linier yang
makin lama makin
tinggi, dengan perkataan lain:
cita-cita merupakan keinginan,
harapan, dan tujuan
manusia yang makin tinggi
tingkatannya.
Apabila cita-cita
itu tidak mungkin atau belum
mungkin terpenuhi, maka
cita-cita itu disebut
angan-angan. Disini persyaratan dan
kemampuan tidak/belum dipenuhi
sehinga usaha untuk
mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan.
Misalnya seorang anak
bercita-cita ingin menjadi dokter,
ia belum sekolah, tidak mungkin
berpikir baik, sehingga
tidak punya kemampuan berusaha
mencapai cita-cita. Itu baru dalam taraf
angan-angan.
Antara
masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang
mencapai apa yang dicita-citakan, hal
itu bergantung dari tiga faktor.
Pertama, manusianya yaitu yang
memiliki cita-cita; kedua, kondisi yang dihadapi selama mencapai
apa yang dicita-citakan; dan ketiga, seberapa tinggikah cita-cita yang
hendak dicapai.
Faktor
manusia yang mau mencapai cita-cita
ditentukan oleh kualitas
manusianya. Ada orang yag tidak berkemauan, sehingga apa yang
dicita-citakan hanya merupakan khayalan
saja. Hal demikian banyak menimpa anak-anak muda yang memang senang berkhayal,
tetapi sulit mencapai apa yang dicita-citakan karena kurang mengukur dengan kemampuannya
sendiri. Sebaliknya dengan anak
yang dengan kemauan
keras ingin mencapai apa yang di cita-citakan, cita-cita merupakan
motivasi atau dorongan dalam menempuh hidup untuk
mencapainya. Cara keras dalam mencapai cita-cita merupakan suatu perjuangan hidup yang bila berhasil akan
menjadikan dirinya puas.
Faktor
kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut
yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan
kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita. Sedangkan faktor yang
menghambat merupakan kondisi yang merintangi
tercapainya suatu cita-cita, Misalnya
sebagai bcrikut :
Amir
dan Budi adalah dua anak pandai dalam satu kelas, keduanya bercita-cita menjadi
sarjana. Amir anak orang yang cukup kaya, sehingga dalam mencapai
cita-citanya tidak mengalami hambatan. Malahan dapat dikatakan bahwa kondisi
ekonomi orang tuanya merupakan faktor yang menguntungkan atau memudahkan mencapai cita-cita si Amir.Sebaliknya dengan
Budi yang orang tuanya ekonominya
lemah, menyebabkan ia tidak mampu mencapai cita-citanya. Ekonomi orang
tua Budi yang lemah merupakan hambatan
bagi Budi dalam mencapai
cita-citanya.
3.
KEBAJIKAN
Kebajikan
atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sarna dengan
perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama dan etika. Manusia berbuat
baik, karena menurut kodratnya manusia
itu baik, mahluk bermoral.
Atas dorongan suara hatinya
manusia cenderung berbuat
baik. Manusia adalah seorang
pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur itu terpisah
bila manusia meninggal. Karena merupakan pribadi,
manusia mempunyai pendapat sendiri,
ia mencintai diri sendiri,
perasaan sendiri, cita-cita sendiri dan sebagainya. Justru karena
itu, karena mementingkan diri
sendiri, seringkali manusia tidak
mengenal kebajikan.
Manusia
merupakan mahluk sosial: manusia hidup bermasyarakat,manusia saling
membutuhkan, saling menolong,saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling
mencurigai, saling membenci, saling merugikan,dan sebagainya.
Manusia sebagai mahluk Tuhan, diciptakan Tuhan dan
dapat berekembang karena Tuhan. Untuk itu manusia dilengkapi
kemampuan jasmani dan
rohani juga fasilitas alam sekitarnya seperti
tanah, air, tumbuh-tumbuhan dan
sebagainya. Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi,
yaitu manusia sebagai mahluk pribadi, manusia sebagai
anggota masyarakat,dan manusia sebagai
mahluk Tuhan.
Faktor-faktor yang
menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal:
·
Pertama faktor
pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam
kandungan.
·
Faktor kedua
yang menentukan tingkah laku seseorang adalah lingkungan (environment).
·
Faktor ketiga
yang menentukan tingkah laku seseorang adalah pengalaman yang khas yang pemah
diperoleh.
4.
USAHA DAN PERJUANGAN
Usaha/perjuangan adalah kerja keras untuk mewujudkan
cita-cita. Setiap manusia hams kerja
keras untuk kelanjutan
hidupnya, Sebagian hidup manusia adalah
usaha/perjuangan. Perjuangan
untuk hidup, dan
ini sudah kodrat manusia.
Tanpa usaha/perjuangan, manusia tidak dapat hidup sempuma. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia
harus kerja keras. Apabila seseorang
bercita-cita menjadi ilmuwan, ia harus rajin belajar dan tekun serta memenuhi
semua ketentuan akademik.
Kerja keras itu dapat dilakukan dengan
otak/ilmu maupun dengan tenaga/jasmani,
atau dengan kedua-duanya. Para ilmuwan
lebih banyak bekerja keras dengan otak/ilmunya daripada dengan jasmaninya. Kerja keras pada dasamya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya pemalas
membuat manusia itu miskin,
melarat, dan berarti menjatuhkan
harkat dan martabatnya sendiri.
Karma itu tidak boleh
bermalas-malas, bersantai-santai dalam hidup ini. Santai dan
istirahat ada waktunya dan manusia
mengatur waktunya itu.
Dalam
agama pun diperintahkan untuk kerja keras. Sebagaimana hadist yang diucapkan Nabi Besar Muhammad
S.A.W. yang ditujukan kepada para pengikutnya:”Bekerjalah kamu seakan-akan kamu
hidup selama-lamanya. dan beribadahlah kamu
seakan-akan kamu akan mati besok. Allah berfirman dalarn Al-Qur’an surat Ar-Ra’du ayat
II : “sesungguhnya Allah tidak
mengubah keadaan suatu
kaum, kecuali jika mereka
mengubah keadaan diri
mereka sendiri”. Dari haidst dan
firman ini dapat dinyatakan bahwa
manusia perlu kerja keras untuk
mempenbaiki nasibnya sendiri.
Untuk
bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena
kemampuan terbatas itulah timbul
perbedaan tingkat kernakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya.
Kemampuan itu terbatas
pada fisik dan keahlian/ketrampilan. Orang
bekerja dengan fisik lemah memperoleh hasil sedikit, ketrampilan akan memperoleh penghasilan
lebih banyak jika dibandingkan
dengan orang yang tidak mempunyai
ketrampilan/keahlian. Karena itu mencari ilmu dan
keahlian/ketrampilan itu suatu
keharusan. Sebagaimana dinyatakan dalam ungkapan sastra:
“tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke
liang lahat” dalam pendidikan dikatakan
sebagai “long life education”.
Karena
manusia itu mempunyai
rasa kebersamaan dan
belas kasihan (cinta
kasih) antara sesama manusia. maka ketidakmampuan atau kemampuan terbatas yang menimbulkan perbedaan tingkat
kemakmuran itu dapat
diatasi bersama-sama secara
tolong menolong,
bergotong-royong. Apabila sistem ini diangkat ke tingkat organisasi negara,maka negara
akan mengatur usaha/peljuangan warga
negaranya sedemikian rupa,
sehingga perbedaan tingkat
kemakmuran antara sesama warga negara
dapat dihilangkan atau tidak terlalu mencolok. Keadaan ini dapat
dikaji melalui pendangan
hidup/ideologi yang dianut
oleh suatu negara.
5.
KEYAKINAN DAN KEPEERCAYAAN
Keyakinan
adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan
menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Karena keyakinan merupakan
suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar — atau, keyakinan
semata bukanlah jaminan kebenaran. Contoh: Pada suatu masa, manusia pernah
meyakini bahwa bumi merupakan pusat tata surya, belakangan disadari bahwa
keyakinan itu keliru. Keyakinan/kepercayaan yang menjadi dasar pandangan hidup
berasal dari akal atau kekuaasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr.Harun Nasution, ada
tiga aliran filsafat, yaitu aliran naturalisme, aliran intelektualisme, dan
aliran gabungan.
(a) Aliran Naturalisme
Hidup
manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan
kekuatan tertinggi.
Kekuatan gaib itu dari natur, dan itu dari Tuhan. Bagi yang percaya Tuhan,
Tuhan itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan. Karena
itu manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran-ajaranTuhan yaitu agarna.
Ajaran agarna itu ada dua macarn yaitu :
1.
Ajaran agarna dogmatis, yang disarnpaikanoleh Tuhan melalui nabi-nabi. Ajaran
agarna yang dogmatis bersifat mutlak (absolut),terdapat dalam kitab suci
Al-Quran dan Hadist. Sifatnya tetap, tidak berubah-ubah.
2.Ajaran
agarna dari pemuka-pemukaagarna,yaitu sebagaihasil pemikiranmanusia, sifatnya
relatif(terbatas).Ajaranagarnadari
pemuka-pemukaagarnatermasukkebudayaan,terdapat dalarn buku-buku agarna yang
ditulis oleh pemuka-pemuka agarna. Sifatnya dapat berubah-ubah sesuai dengan
perkembanganjarnan.
(b) Aliran intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika /
akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia berpikir.
(c)
Aliran Gabungan
Dasar aliran ini ialah
kekuatan gaib dan juga akal. kekuatan gaib Minya kekuatan yang berasal dari
Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan
6.
OPINI MENGENAI MEMAKNAI HIDUP
Dalam kenyataan kehidupan, pada prosesnya adalah
untuk hidup dan bertindak mulai dari awal seorang manusia dilahirkan sampai ke
liang lahat dan kembali lagi menjadi tanah. Pada dasarnya hidup di dunia ini
adalah suatu tugas.
Tujuan hidup yang sebenarnya adalah bahagia. Namun
pada kenyataanya di dalam suatu kehidupan manusia tak akan mungkin lepas dari
yang namanya beban dan penderitaan.
Karena, hidup itu ibarat suatu tugas yang harus dikerjakan yang harus
dihadapi sampai nantinya kita tahu siapa diri kita. Semua ini telah diatur
sebagaimana mestinya oleh Sang Maha Pencipta bahwasannya penderitaan yang kita
alami didalam kehidupan ini merupakan suatu ujian yang diberikan agar manusia
itu bisa berpikir kemudian mengubah penderitaan yang mereka alami menjadi suatu
tantangan, dan dari tantangan tersebut jika berhasil melewatinya akan
menghasilkan sebuah kebahagiaan. Penderitaan yang diberikan kepada manusia
tidak semata-mata hanyalah keburukan. Tetapi juga berup kebaikan. Karena hidup
ini akan selalu mengalami fluktuasi, tidak hanya berada pada satu jalur saja.
Sikap ikhlas, sabar dan tawakal menjadi kunci utama
seseorang dalam menghadapi suatu penderitan. Karena tidak sedikit manusia yang
menganggap remeh kehidupan. Mereka yang merasa sudah puas dan nyaman dengan
posisi mereka saat ini tidak memikirkan adanya fluktuasi kehidupan. Sehingga
sewaktu-waktu terjadi hal tersebut, mereka kaget, tidak siap dengan keadaan ini
dan bisa jadi membuat stress jiwa dan pikiran mereka dan akhirnya lari menjadi
gila. Namun bagi seseoarng yang sejak dari awal menyadari tujuan dan makna
hidup yang sebenarnya, mereka tidaklah cemas ataupun takut akan hal ini. Karena
meraka telah percaya kepada Nya bahwa semua ini semata-mata ujian yang diberikan
kepada manusia di dalam kehidupan.
Di dalam hidup akan terasa lebih bermakna jika
seseorang telah menikmati suatu peristiwa yang pahit, kemudian ia berpikir dan
mencoba berusaha untuk bangkit dari keterpurukannya dan setelah ia berhasil
melewatinya ia kembali ke zona yang disebut bahagia. Jadi bahagia tersebut
diperoleh dari suatu proses yang sangat panjang, karena didalam kehidupan ini
tak ada yang instan. Semua membutuhkan proses.
Hidup di dunia ini sebenarnya hanyalah suatu tugas
seperti yang telah dijielaskan diatas. Tugasnya adalah untuk mengumpulkan
amalan-amalan kebaikan yang nantinya sebagai bekal di kehidupan yang sebenarnya
yaitu di yaumul akhir.
7.
USAHA UNTUK MENGGAPAI CITA-CITA SELAMA MENJALANI
HIDUP
Ada pepatah mengatakan bermimpilah setinggi bintang
di langit, karena jika suatu saat kau terjatuh niscaya kau akan terjatuh
diantara gugusan bintang-bintang. Namun pada kenyataanya, semua tak semudah
dengan apa yang diucapkan. Usaha yang maksimal pun belum cukup untuk menggapai
apa yang kita inginkan. Semua itu butuh usaha, doa dan niat dan tekad yang kuat
jika kita benar-benar ingin menggapai apa yang kita cita-citakan. Pada intinya
kunci dalam mencari menggapai cita-cita kita selama menjalani hidup sebenarnya
sederhana sekali, namun masih sangat sulit untuk dilaksanakan. Yaitu niat,
ikhlas, tawakal dan sabar. Jika kita telah mengamalkan kunci-kunci diatas Insyaallah
kita akan mampu menghadapi segala rintangan-rintangan pada pejuangan dalam
menggapai apa yang kita impikan dan selalu kita cita-citakan. Dan satu hal yang
terpenting yaitu, HADAPI, HAYATI dan NIKMATI. Hadapi segala tantangan dan
rintangan, hayati setiap langkah yang kita lalui dan yang terakhir nikmati setiap proses yang kita lewati dalam
meraih cita-cita kita yang kita impikan. “Butakan
mata, tulikan telinga dan matikan rasa.”
SourcE : http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab8-manusia_dan_pandangan_hidup.pdf
0 komentar:
Posting Komentar