MAKALAH ASAS - ASAS PENGETAHUAN LINGKUNGAN
14.42
By
Adi Septiyawan
0
komentar
MAKALAH
ASAS – ASAS
PENGETAHUAN LINGKUNGAN
Di
Susun oleh :
Nama : Adi Septiyawan
NPM :
10414245
Kelas :
2IB01
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS
GUNADARMA
DEPOK
2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat, Hidayah dan Karunia-nya
sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dalam makalah ini, saya akan membahas mengenai “Asas – Asas Pengetahuan
Lingkungan”.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada
Bapak Andi Asnur Pranata selaku dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
yang telah yang telah memberikan tugas ini. Saya menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu saran serta kritik yang
dapat membangun dari pembaca sangat saya harapkan guna penyempurnaan pada
makalah selanjutnya.
Harapan saya semoga makalah ini bisa membantu
menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.
Demikian makalah ini saya buat, semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Depok, 11 Oktober 2015
Adi Septiyawan
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………............................i
Daftar Isi………………………………………………………………..................................ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang………………………………………………….. .....................................1
1.2
Maksud dan Tujuan………………………………………………....................................2
1.3
Ruang Lingkup Masalah…………………………………..............................………
.....2
BAB II Pembahasan
2.1
Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Secara Umum................................................3
2.2
Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Menurut Para Ahli.........................................4
2.3
Pengertian Ekologi dan Ilmu
Lingkungan........................................................................4
2.4
Asas – Asas Pengetahuan
Lingkungan.............................................................................6
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………...........................14
3.2 Saran………………………………....………………………….....................................14
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1)
Latar Belakang
Ilmu lingkungan adalah salah satu ilmu yang
mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari jasad hidup (termasuk manusia)
dengan lingkungannya, antara lain aspek sosial, ekonomi, kesehatan, pertanian,
sehingga ilmu ini dapat dikatakan sebagai poros, tempat berbagai azas dan konsep
berbagai ilmu yang saling terkait satu sama lain untuk mengatasi masalah
hubungan antara jasad hidup dengan lingkungannya.
Azas didalam suatu ilmu pada dasarnya merupakan
penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan
untuk menguraikan gejala (fenomena) dan situasi yang lebih spesifik. Azas dapat
terjadi melalui suatu penggunaan dan pengujian metodologi secara terus menerus
dan matang, sehingga diakui kebenarannya oleh ilmuwan didunia ini. Tetapi ada
pula azas yang hanya diakui oleh sekelompok ilmuwan tertentu saja, karena azas
ini hanya merupakan penyamarataan secara empiris saja dan hanya benar pada
situasi dan kondisi tertentu saja, sehingga terkadang azas ini menjadi bahan
pertentangan.
Asas di dalam suatu ilmu yang sudah berkembang
digunakan sebagai landasan yang kokohdan kuat untuk mendapatkan hasil, teori
dan model seperti pada ilmu lingkungan. Untukmenyajikan asas dasar ini
dilakukan dengan mengemukakan kerangka teorinya terlebihdahulu, kemudian
setelah dipahami pola dan organisasi pemikirannya baru dikemukakanfakta-fakta
yang mendukung dan didukung, sehingga asas-asas disini sebenarnyamerupakan satu
kesatuan yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain (sesuai
dengan urutan logikanya). Secara umum
azas yang terdapat pada ilmu lingkungan terdapat 14 azas yang didalamnya
mengenai kehidupan makhluk hidup, alam, energi, ekosistem maupun populasi, dll.
Lingkungan
merupakan tempat untuk melakukan aktifitas-aktifitas semua makhluk hidup.
Makhluk hidup tidak memungkinkan hidup sendiri tanpa interaksi dengan
lingkungan. Interaksi yang dilakukan terus menerus mengakibatkan banyak perubahan-perubahan yang mempunyai
efek negatif dan positif pada lingkungan. Permasahan perubahan akan teratasi
ketika makaluk hidup sadar akan pembelajaran mengenai pengetahuan lingkungan.
Pengetahuan lingkungan memiliki banyak pokok pembahasan. Banyaknya pokok
pembahasan dirangkum dalam mata perkuliahan yaitu pengetahuan lingkungan.
Didalam mata perkulliahan untuk pemahaman lebih lanjut maka perlu pembahasan
mengenai asas-asas pengetahuan
lingkungan.
Asas-asas
pengetahuan lingkungan memberikan sebuah keterangan dimana sangat berfungsi
dalam pembelajaran pengetahuan lingkungan. Asas asas memberikan dasar untuk
perkembangan ilmu mengenai pemahaman pengatahuan lingkungan.
2)
Maksud dan Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
a. Mengetahui
asas-asas pengetahuan lingkungan.
b. Contoh dari
masing-masing asas pengetahuan lingkungan
3)
Ruang Lingkup
Adapun
ruang lingkup masalah yang akan dibahas pada makalah kali ini sebagai berikut:
a.
Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Secara Umum
b.
Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Menurut Para Ahli
c.
Perbedaan Ekologi dan Ilmu Lingkungan
d.
Asas – Asas Pengetahuan Lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Secara Umum
1) Ekologi
Secara bahasa, ekologi berasal dari bahasa Yunani (Greek) yaitu oikos dan
logos yang berarti rumah/habitat dan ilmu. Ernst Haeckel merupakan orang
pertama yang menggunakan istilah ekologi. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari
seluruh pola hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan
mahluk hidup dengan komponen sekitarnya. Ekologi sebenarnya mempertanyakan
tentang berbagai hal seperti:
a. Bagaimana alam bekerja
b. Bagaimana spesies beradaptasi
dalam habitatnya
c.
Apa yang diperlukan dari habitatnya untuk melangsungkan kehidupan
d. Bagaimana mereka mencukupi
materi dan energi
e. Bagaimana mereka berinteraksi
dengan spesies lain
f. Bagaimana individu dalam
spesies itu diatur dan berfungsi sebagai populasi
Ekologi erat kaitannya dengan ekosistem. Oleh karena itu pengertian ekologi
dapat diartikan pula sebagai ilmu yang pembelajari tentang ekosistem serta
bagian bagiannya.
2) Ilmu Lingkungan
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam
alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang
pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia
yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak
langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika
kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah,
bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga
berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di
sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis,
gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar. Seringkali
lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan
sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar
peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
2.2 Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Menurut Para Ahli
Selain definisi umum mengenai pengertian ekologi, ada pula pengertian
ekologi yang dikemukakan menurut para ahli. Pengertian ekologi menurut definisi
para ahli adalah sebagai berikut:
Pengertian Ekologi Menurut Miller (1975) Menurut Miller tentang pengertian ekologi yang menggemukakan bahwa ekologi
adalah suatu ilmu mengenai hubungan timbal balik diantara organisme serta
sesamanya dan juga dengan lingkungannya.
Pengertian Ekologi Menurut Otto
Soemarwoto, pengertian ekologi adalah suatu ilmu
mengenaihubungan timbal balik diantara makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya.
Pengertian Ekologi Menurut C. Elton, ekologi adalah suatu ilmu yang mengkaji sejarah alam atau juga perkehidupan
alam dengan secara ilmiah
Pengertian Ekologi Menurut Resosoedarmo,
pengertian ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari
tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan.
Pengertian Ekologi Menurut
Andrewarthaekologi, adalah suatu ilmu yang membahas
penyebaran dan juga kemelimpahan organisme
Pengertian Ekologi Menurut Krebsekologi, adalah suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji suatu interaksi yang
menentukan adanya penyebaran dan juga kemelimpahan organisme
Pengertian Ekologi Menurut Eugene P.
Odum, ekologi adalah suatu kajian terstruktur
serta fungsi alam, tentang suatu struktur dan juga interaksi diantara sesama
organisme dengan lingkungannya.
2.3 Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos yang berarti habitat dan logos
yang berarti ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik
interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan
lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel
(1834 – 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau
sistem dengan lingkungannya. Secara harfiyah Ekologi adalah pengkajian hubungan
organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya. Ada juga
yang mengatakan bahwa ekologi adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari
hubungan antara tumbuhan, binatang, dan manusia dengan lingkungannya di mana
mereka hidup, bagaimana kehidupannya, dan mengapa berada di tempat tersebut.
Ekologi merupakan salah satu cabang Biologi yang hanya mempelajari apa yang
ada dan apa yang terjadi di alam dengan tidak melakukan percobaan. Tetapi
biasanya ekologi didefinisikan sebagi pengkajian hubungan organisme-organisme
atau kelompok-kelompok organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan
timbal-balik antara organisme-organisme hidup dan lingkungannya. Sebab ekologi
memperhatikan terutama biologi “golongan-golongan” organisme dan dengan
proses-proses fungsional di daratan dan air adalah lebih tetap berhubungan
dengan upaya mutakhir untuk mendefinisikan ekologi sebagai pengkajian struktur
dan fungsi alam, telah dipahami bahwa manusia merupakan bagian dari pada alam.
Menurut Odum (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari
struktur dan fungsi ekosistem atau alam di mana manusia adalah bagian dari
alam. Struktur di sini menunjukan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu
dan tempat tertentu termasuk kerapatan atau kepadatan, biomas, penyebaran
potensi unsur-unsur hara (materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia
lainnya yang mencirikan sistem tersebut. Sedangkan fungsinya menggambarkan sebab-akibat
yang terjadi dalam sistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari pengertian
bagaimana fungsi organisme di alam.
Pengertian akan Lingkungan Hidup telah banyak sekali dikemukakan oleh
beberapa ahli lingkungan. Menurut Otto Soemarwoto pengertian lingkungan hidup
adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati
yang mempengaruhi kehidupan kita. Sedangkan Munadjat Danusaputro memberikan
pengertian lingkungan hidup sebagai semua benda dan kondisi termasuk di
dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya, yang terdapat dalam ruang tempat
manusia berada dan mempengaruhi hidup dan kesejahteraan manusia dan jasad hidup
lainnya (Siahaan, 1987:1). Menurut Ehrlich dan kawan-kawan merumuskan tentang
lingkungan sebagai berikut (Ehrlich, Holdren, 1973:38): “For our purpose, the environment is the
unique skin of soil, water, gaseous, atmosphere, mineral nutrients, and
organisms that covers this otherwise undistinguished planet”.
Pemerintah Indonesia dalam UU Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 23 tahun
1997 memberikan pengertian Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain.
Sesuai dengan pengertian lingkungan Hidup diatas, maka perlu diketahui
tentang adanya pembagian Lingkungan Hidup; dengan tujuan mencari pola
pengelolaan yang ditentukan dan dikehendaki. L.L. Bernard (dalam Siahaan,
1987:12) membagi lingkungan atas empat macam, yaitu :
Lingkungan fisik (anorganik), lingkungan yang terdiri dari gaya kosmik dan
fisigeografis :tanah, udara, air, radiasi, gaya tarik, ombak dan sebagainya
Lingkungan biologi (organik),segala sesuatu yang bersifat biotis
Lingkungan Sosial , terdiri dari :
Fisiososial, yaitu yang meliputi kebudayaan materiil : peralatan, senjata,
mesin, gedung dan sebagainya
Biososial manusia dan bukan manusia, yaitu manusia dan interaksi terhadap
sesamanya dan hewan beserta tumbuhan domestik dan semua bahan yang digunakan
manusia yang berasal dari sumber organik
Psikososial, yaitu yang berhubungan dengan tabiat bathin manusia, seperti
sikap, pandangan, keinginan, keyakinan. Hal ini terlihat dari kebiasaan, agama,
ideologi, bahasa dan lain-lain
Lingkungan Komposit, yaitu lingkungan yang diatur secara institusional,
berupa lembaga-lembaga masyarakat
Tetapi ada juga beberapa sarjana yang hanya memberikan tiga macam pembagian
lingkungan hidup, yaitu :
Lingkungan fisik (Physical Environment),
yaitu segala sesuatu di sekitar kita yang bersifat benda mati, seperti :
air, sinar, gedung dan lainnya
Lingkungan biologis (Biological Environment), yaitu segala sesuatu yang ada di sekitar kita
yang bersifat organis, seperti manusia, hewan, tumbuhan dan lainnya
Lingkungan Sosial (Social Environment), yaitu manusia-manusia lain yang
berada di sekitar kita atau kepada siapa kita mengadakan hubungan pergaulan.
2.4 Asas – Asas Pengetahuan Lingkungan
Pengetahuan lingkungn memeiliki beberapa asas dalam pengembangannya. Asas- asas
tersebut diantaranya yaitu:
ASAS 1 (HUKUM THERMODINAMIKA I)
Semua energi yang memasuki sebuah
organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang
tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang
lain tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan.
Asas ini adalah sebenarnya serupa dengan hokum Thermodinamika I, yang
sangat fundamental dalam fisika. Asas
ini dikenal sebagai hukum konservasi energi dalam persamaan matematika.
Contoh:
Banyaknya kalori, energi yang
terbuang dalam bentuk makanan diubah oleh jasad hidup menjadi energi
untuk tumbuh, berbiak, menjalankan proses metabolisme, dan yang terbuang
sebagai panas.
ASAS 2
Tak ada system pengubahan energi yang
betul- betul efisien.
Pengertian:
Asas ini tak lain adalah hokum Thermodinamika II, Ini berarti energi yang
tak pernah hilang dari alam raya, tetapi energi tersebut akan terus diubah
dalam bentuk yang kurang bermanfaat.
Asas ini sama dengan hukum
termodinamika kedua dalam ilmu fisika. Hal ini berarti meskipun energi itu
tidak pernah hilang, namun demikian energi tersebut akan diubah dalam bentuk
yang kurang bermanfaat. Secara keseluruhan energi di planet kita ini
terdegradasi dalam bentuk panas tanpa balik, yang kemudian beradiasi ke
angkasa.
Dalam sistem biologi, energi yang dimanfaatkan baik oleh jasad hidup,
populasi maupun ekosistem kurang efisien, karena masukan energi dapat
dipindahkan dan digunakan oleh organisme
hidup yang lain. Contohnya pada piramida makanan, tingkatan konsumen yang
paling bawah mendapatkan asupan energi yang banyak, sebaliknya konsumen paling atas hanya
mendapatkan sedikit, disamping itu pada setiap tingkatanpun energi tidak
dimanfaatkan secara efisien (banyak terbuang).
Energi yang dapat dimanfaatkan oleh kita seperti tumbuhan, hewan, ikan
dsb., itu termasuk kategori sumber alam, namun demikian apakah sumber alam ini
dapat diukur manfaatnya dan apa batasan sumber alam tersebut?.
Sumber alam adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh organisme hidup, populasi,
atau ekosistem yang pengadaannya hingga ke tingkat optimum atau mencukupi,
sehingga akan meningkatkan daya pengubahan energi.
ASAS 3
Materi, energi, ruang, waktu, dan
keanekaragaman, termasuk kategori sumberdaya alam.
Pengertian:
Pengubahan energi oleh system biologi harus Berlangsung pada kecepatan yang
sebanding dengan adanya materi dan energi di lingkungannya. Pengaruh ruang
secara asas adalah beranalogi dengan materi dan energi sebagai sumber alam.
Contoh:
Ruang yang sempit: dpt mengganggu proses pembiakan organisme dg kepadatan
tinggi.
Ruang yang terlalu luas: jarak antar individu dalam populasi semakin jauh,
kesempatan bertemu antara jantan dan betina semakin kecil sehingga pembiakan
akan terganggu.
Jauh dekatnya jarak sumber makanan akan berpengaruh terhadap perkembangan
populasi.
Waktu sebagai sumber alam tidak merupakan besaran yang berdiri sendiri.
Misal hewan mamalia dipadang pasir, pada musim kering tiba persediaan air habis
di lingkungannya, maka harus berpindah kelokasi yang ada sumber airnya.
Berhasil atau tidaknya hewan bermigrasi tergantung pada adanya cukup waktu dan
energi untuk menempuh jarak lokasi sumber air.
Keaneka-ragaman juga merupakan sumberdaya alam. Semakin beragam jenis
makanan suatu spesies semakin kurang bahayanya apabila menghadapi perubahan
lingkungan yang dapat memusnahkan sumber
makanannya.
Materi dan energi sudah jelas termasuk kedalam sumber alam. Ruang yang
dimanfaatkan oleh organisme hidup untuk hidup, berkembang biak dsb. dapat
dianalogkan dengan materi dan energi, karena dibutuhkan, sehingga secara asas
termasuk katagori sumber alam. Begitu pula dengan waktu, meskipun tidak dapat
berdiri sendiri, namun termasuk kategori sumber alam, karena berapa waktu yang
dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk mendapatkan makanan. Keanekaragaman juga
termasuk ke dalam kategori sumber alam, karena apabila suatu spesies hanya
memakan satu spesies saja akan mudah terancam punah, namun apabila makanannya
beranekaragam dia akan mampu “survive”.
Asas 3 ini mempunyai implikasi yang penting bagi kehidupan manusia untuk
mencapai kesejahteraannya
ASAS 4
Untuk semua kategori sumber daya alam,
kalau pengadaannya sudah mencapai optimum, pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan penambahan
sumberalam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini
tak akan ada pengaruh yang menguntungkan lagi.
Untuk semua kategori sumber alam (kecuali keanekaragaman dan waktu)
kenaikan pengadaannya yang melampui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh
merusak karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku
kemungkinan penghancuran yang disebabkan
oleh pengadaan sumberalam yang sudah mendekati
batas maksimum.
Asas 4 tersebut terkandung arti bahwa pengadaan sumberalam mempunyai batas
optimum, yang berarti pula batas maksimum, maupun batas minimum pengadaan
sumberalam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi.
Contoh:
Pada keadaan lingkungan yang sudah stabil, populasi hewan atau tumbuhannya
cenderung naik-turun (bukan naik terus atau turun terus). Maksudnya adalah akan
terjadi pengintensifan perjuangan hidup,
bila persediaan sumberalam berkurang.
Tetapi sebaliknya, akan terdapat ketenangan kalau sumberalam bertambah.
Untuk semua kategori sumberdaya alam (kecuali keanekaragaman dan waktu)
kenaikan pengadaannya yang melampaui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh
merusak karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala
sering berlaku kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan sumber
alam yang sudah mendekati batas maksimum.
Pada asas ini mempunyai arti bahwa pengadaan sumber alam mempunyai batas
optimum, yang berarti bahwa batas maksimum maupun minimum sumber alam akan
mengurangi daya kegiatan sistem biologi. Dari sini dapat ditarik suatu arti
yang penting, yaitu karena adanya ukuran optimum pengadaan sumber alam untuk populasi, maka naik turunnya jumlah
individu populasi itu tergantung pada pengadaan sumber alam pada jumlah
tertentu.
ASAS 5
Pada asas 5 ini ada dua hal penting, pertama jenis sumber alam yang tidak
dapat menimbulkan rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua
sumber alam yang dapat menimbulkan rangsangan untuk dapat digunakan lebih
lanjut.
Contoh:
Suatu jenis hewan sedang mencari berbagai sumber makanan. Kemudian
didapatkan suatu jenis tanaman yang melimpah di alam, maka hewan tersebut akan
memusatkan perhatiannya kepada penggunaan jenis makanan tersebut. Dengan
demikian, kenaikan sumberalam (makanan) merangsang kenaikan pendayagunaan.
ASAS 6
Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada
saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya.
Pengertian:
Asas ini adalah pernyataan teori Darwin dan Wallace. Pada jasad hidup terdapat perbedaan sifat
keturunan Dalam hal tingkat adaptasi terhadap faktor lingkungan fisik atau
biologi. Kemudian timbul kenaikan kepadatan populasinya sehingga timbul
persaingan. Jasad hidup yang kurang mampu beradaptasi akan kalah dalam
persaingan. Dapat diartikan pula bahwa jasad hidup yang adaptif akan mampu
menghasilkan banyak keturunan daripada yang non-adaptif.
Pada asas ini berlaku “seleksi alam”, artinya bagi spesies-spesies yang
mampu beradaptasi baik dengan faktor biotik maupun abiotik, dia akan berhasil
daripada yang tidak dapat menyesuaikan diri. Dapat diartikan pula, spesies yang
adaptif akan mampu menghasilkan keturunan lebih banyak daripada yang non
adaptif, Sehingga individu-individu yang adaptif ini mempunyai kesan lebih
banyak merusak
ASAS 7
Kemantapan keanekaragaman suatu
komunitas lebihtinggi di alam yang “mudah diramal”.
Pengertian :
“Mudah diramal” : : adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor
lingkungan pada suatu periode yang relative lama. Terdapat fluktuasi
turun-naiknya kondisi lingkungan di semua habitat, tetapi mudah dan
sukarnya untuk diramal berbeda dari satu
habitat ke habitat lain.
Dengan mengetahui keadaan optimum pada faktor lingkungan bagi kehidupan suatu spesies, maka
perlu diketahui berapa lama keadaan
tersebut dapat bertahan. Pada asas ini arti kata “mudah diramal” ialah adanya
keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan dalam suatu periode yang
relatif lama. Adanya fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan, besar-kecilnya
fluktuasi, dan dan sukar-mudahnya untuk diramal berbeda untuk semua habitat.
Sehingga diharapkan pada setiap lingkungan adanya penyebaran spesies yang
berbeda-beda kepadatannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan sedemikian
rupa, maka akan terjadi perubahan pengurangan individu yang sedemikian rupa
sampai pada batas yang membahayakan individu-individu spesies tersebut.
Lingkungan yang stabil secara fisik merupakan lingkungan yang mempunyai jumlah
spesies yang banyak, dan mereka dapat melakukan penyesuaian terhadap
lingkungannya tersebut (secara evolusi). Sedangkan lingkungan yang tidak stabil
adalah lingkungan yang dihuni oleh spesies yang jumlahnya relatif sedikit.
Menurut Sanders (1969) bahwa komunitas fauna dasar laut mempunyai
keanekaragaman spesies terbesar, hal ini dijumpai pada habitat yang sudah
stabil sepanjang masa dan lama. Kemudian diinterpretasikan oleh Slobodkin dan
Sanders (!969) sebagai pengaruh lingkungan yang mudah diramal (stabil).
Maksudnya ialah semakin lama keadaan lingkungan dalam kondisi yang stabil, maka
semakin banyak keanekaragaman spesies yang muncul disitu sebagai akibat
berlangsungnya proses evolusi. Menurut Pilelou (1969) keadaan iklim yang stabil
sepanjang waktu yang lama, tidak saja melahirkan keanekaragaman spesies yang
tinggi, tetap juga akan menimbulkan keanekaragaman pola penyebaran kesatuan
populasi.
ASAS 8
Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak
oleh keanekaragaman takson, bergantung kepada bagaimana niche dalam lingkungan
hidup itu dapat memisahkan takson tersebut.
Pengertian:
Kelompok taksonomi tertentu dari suatu jasad hidup ditandai oleh keadaan
lingkungannya yang khas (niche), tiap spesies mempunyai niche tertentu. Spesies
dapat hidup berdampingan dengan spesies lain tanpa persaiangan, karena
masing-masing mempunyai keperluan dan fungsi yang berbeda di alam.
Pada asas ini menyatakan bahwa setiap spesies mempunyai nicia tertentu, sehingga
spesies-spesies tersebut dapat berdampingan satu sama lain tanpa berkompetisi,
karena satu sama lain mempunyai kepentingan
dan fungsi yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada kelompok taksonomi
yang terdiri atas spesies dengan cara makan serupa, dan toleran terhadap
lingkungan yang bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan tersebut
hanya akan ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil.
ASAS 9
Keanekaragaman komunitas sebanding
dengan biomassa dibagi produktivitas.
T = K x (B/P) ; D ≈ T
T = waktu rata-rata penggunaan energi
K = koefisien tetapan
B = biomassa
P = produktivitas
D = keanekaragaman
Pengertian:
Asas ini mengandung arti, bahwa efisiensi penggunaan aliran energidalam
sistem biologi akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas organisasi
sistem biologi dalam suatu komunitas.
Pada asas ini menurut Morowitz (1968) bahwa adanya hubungan antara
biomassa, aliran energi dan keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.
ASAS 10
Pada lingkungan yang stabil perbandingan
antara biomasa dengan produktivitas (B/P) dalam perjalanan waktu naik mencapai
sebuah asimtot.
Pengertian:
Sistem biologi menjalani evolusi yang Mengarah kepada peningkatan efisiensi
penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil, dan memungkinkan berkembangnya
keaneka-ragaman.
Dalam asas ini dapat disimpulkan bahwa sistem biologi mengalami evolusi
yang mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan
fisik yang stabil, yang memungkinkan berkembangnya keanekaragaman. Dengan kata
lain kalau kemungkinan produktivitas maksimum sudah ditetapkan oleh energi
matahari yang masuk kedalam ekosistem, sedangkan keanekaragaman dan biomassa
masih dapat meningkat dalam perjalanan waktu, maka jumlah energi yang tersedia
dalam sistem biologi itu dapat digunakan untuk menyokong biomassa yang lebih
besar. Apabila asas ini benar, maka dapat diharapkan bahwa dalam komunitas yang
sudah berkembang lanjut pada proses suksesi, rasio biomassa produktivitas akan
lebih tinggi bila dibandingkan dengan komunitas yang masih muda. Pada kenyataan
di alam memang demikian, sebab spesies bertambah, dan ditemukan pula tumbuhan
berkayu sehingga diperoleh stratifikasi.
Implikasi dari asas ini bahwa sebuah komunitas dapat dibuat tetap muda
dengan jalan memperlakukan fluktuasi iklim yang teratur. Atau pada komunitas
buatan lahan pertanian dengan jalan mengambil daun-daunannya untuk makanan
hewan.
ASAS 11
Sistem yang sudah mantap (dewasa) akan
mengekploitasi yang belum mantap (belum dewasa).
Pengertian:
Ekosistem, populasi atau tingkat makanan yang sudah dewasa memindahkan
energi, biomasa, dan keanekaragaman dari
tingkat organisasi yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi, dan
keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi
yang lebih kompleks. (Dari subsistem yang rendah keanekara-gamannya subsistem
yang tinggi keanekaragamannya).
Arti dari asas ini adalah pada
ekosistem, populasi yang sudah dewasa
memindahkan energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah
yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi dan keanekaragaman mengalir
melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks, atau
dari subsistem yang lebih rendah keanekaragamannya ke subsistem yang lebih
tinggi keanekaragamannya
ASAS 12
Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau
tabiat bergantung pada kepentingan relatifnya dalam keadaan suatu lingkungan.
Pengertian:
Populasi dalam ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap
perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi dalam ekosistem
yang sudah mantap. Populasi dalam lingkungan dengan kemantapan fisiko kimia
yang cukup lama, tak perlu berevolusi untuk meningkatkan kemampuannya
beradaptasi dengan keadaan yang tidak stabil.
Asas ini merupakan kelanjutan dari asas 6 dan 7. Apabila pemilihan
(seleksi) berlaku, tetapi keanekaragaman terus meningkat di lingkungan yang
sudah stabil, maka dalam perjalanan waktu dapat diharapkan adanya perbaikan
terus-menerus dalam sifat adaptasi terhadap lingkungan. Jadi, dalam ekosistem yang
sudah mantap dalam habitat (lingkungan ) yang sudah stabil, sifat responsive
terhadap fluktuasi faktor alam yang tak terduga ternyata tidak diperlukan. Yang
berkembang justru adaptasi peka dari perilaku dan biokimia lingkungan sosial
dan biologi dalam habitat itu. Evolusi pada lingkungan yang sukar ditebak
perubahan faktor alamnya cenderung memelihara daya plastis anggota populasi.
Sedangkan evolusi pada lingkungan yang mantap, beranekaragam secara biologi
cenderung menggunakan kompleksitas itu untuk bereaksi terhadap kemungkinan
beraneka-macam perubahan.
Implikasi dari asas ini bahwa sesungguhnya tidak ada sebuah strategi
evolusi yang terbaik dan mandiri, semua tergantung pada kondisi lingkungan
fisik. Kesimpulannya bahwa populasi pada ekosistem yang belum mantap, kurang
bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan
populasi pada ekosistem yang sudah
mantap.
ASAS 13
Lingkungan yang secara fisik mantap
memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang
mantap, yang kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi.
Asas ini merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas yang
mantap, jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga
apabila terjadi suatu goncangan pada salah satu jalur, maka jalur yang lain
akan mengambil alih, dengan demikian komunitas masih tetap terjaga
kemantapannya. Apabila kemantapan lingkungan fisik merupakan suatu syarat bagi
keanekaragaman biologi, maka kemantapan faktor fisik itu akan mendukung
kemantapan populasi dalam ekosistem yang mantap dan komunitas yang mantap
mempunyai umpan-balik yang sangat kompleks. Disini ada hubungan antara
kemantapan ekosistem dengan efisiensi penggunaan energi.
ASAS 14
Derajat pola keteraturan naik-turunnya
populasi tergantung pada jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya
yang nanti akan mempengaruhi populasi
itu.
Asas ini merupakan kebalikan dari asas ke 13, tidak adanya keanekaragaman
yang tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum mantap, menimbulkan
derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi.
Ciri-Ciri Lingkungan/ Komunitas yang Mantap:
• Jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat (banyak)
• Lingkungan fisik mantap (mudah“diramal”)
• Sistem control umpan balik (feedback) komunitas sangat kompleks
• Efisiensi penggunaan energi
• Tingkat keanekaragaman tinggi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dalam
penulisan makalah ini adalah sebuah perbedaan penting antara ekologi dan ilmu
lingkungan adalah tujuan dari penelitian dalam disiplin ilmu masing-masing.
Tidak seperti ilmuwan bidang lingkungan, ahli ekologi cenderung fokus
penelitian (kajian) mereka pada populasi yang sangat spesifik dari makhluk
hidup, seperti jenis tertentu dari rumput atau kelompok ikan. Ahli ekologi
berusaha untuk memahami bagaimana populasi berinteraksi, bereproduksi, dan
berkembang dalam suatu ekosistem. Para ahli ekologi lebih berkonsentrasi
terutama pada faktor-faktor langsung seperti penyediaan makanan,peristiwa makan
memakan, dan seleksi seksual dalam suatu kelompok melalui pengamatan yang
cermat dan penelitian sejarah. Ekologi menjelaskan perkembangan dan adaptasi
evolusioner yang mempengaruhi suatu spesies.
Ahli lingkungan
melakukan penelitian laboratorium dan lapangan untuk belajar tentang berbagai
faktor yang mempengaruhisuatu daerah. Seperti ekologi, mereka juga mempelajari
makhluk hidup dan perilaku mereka secara rinci. Selain itu, para ahlilingkungan
mempertimbangkan dampak iklim, proses geologi, perubahan suhu, dan siklus air
ketika menyelidiki ekosistem. Sebagai contoh, seorang ahli lingkungan mungkin
melakukan penelitian tentang dampak dari musim kering terutama pertumbuhan
spesies tanaman yang berbeda di suatu daerah. Ilmuwan kemudian dapat mencoba
untuk mengidentifikasi dampak negative yang dihasilkanpada hewan herbivora di
wilayah tersebut.
Dan dalam asas-asas
pengetahuan lingkungan harus kita pelajari karena asas-asas inilah yang menjadi
poros disaat kita memanfaatkan sumber daya alam yang ada di bumi kita dan semua
kekayaan alam yang dimiliki oleh bumi kita tercinta.
3.2 Saran
Sebagai warga negara yang baik, sudah sepatutnya kita menjaga dan
melestarikan lingkungan disekitar masing-masing. Mulai dari membuang sampah
tidak sembarangan, tidak melakukan hal – hal yang dapat merusak atau mecemari
lingkungan. Karena di dalam suatu lingkungan yang bersih, rapi, terjaga dan
terawat dengan baik, maka kita yang tinggal di dalamnya pun akan merasa nyaman.
Daftar Pustaka
0 komentar: