MANUSIA DAN KEGELISAHAN
05.50
By
Adi Septiyawan
0
komentar
MANUSIA DAN KEGELISAHAN
1.
DEFINISI KEGELISAHAN
Kegelisahan berasal
dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir,
tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan meruapakan hal yang
menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa
khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar dalam kecemasan.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi
dari kecemasan. Masalah kecemasan atau kegelisahan juga dengan masalah
frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami
frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.
Sigmund
Freud ahli psikonalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa
manusia, yaitu:
1)
Kecemasan
Obyektif
Kecemasan tentang kenyataan
adalah perasaan sebagai akibat pengamatan atau bahaya dari luar. Pengalaman
bagaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat bawaan, dalam arti kata,
bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada di
dekat dengan benda-benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
Sebagai
contoh: Jika ada seseorang yang takut kegelapan, tiba-tiba listrik di rumahnya
padam pada malam hari dan menyebabkan gelap disekeliling , maka kecemasan akan
mencekam seseorang itu.
2)
Kecemasan
Neorotik (syaraf)
Kecemasan ini timbul karena
pengamatan tentang bahaya dari naluriah, menurut Sigmund Freud, dibagi menjadi
3, yakni :
Kecemasan yang timbul
karena penyesuaian diri dan lingkungannya. Kecemasan timbul karena orang itu
takut akan bayangannya sendiri, atau takut pada id-nya sendiri, sehingga
menekan ego. Contohnya Bila ada satu keluarga dan keluarga tersebut pindah
dikarenakan sang ayah diberitahu oleh kepala perusahaanya bahwa ia akan pindah
kerja bulan depan ke kota lain. Sehingga satu keluarga harus pindah. Satu
keluarga nampak gelisah karena tinggal ditempat yang lama ia sudah betah, dan
membayangkan betapa sulitnya mereka untuk berkomunikasi lagi dengan tetangga
baru mereka.
Bentuk
ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia adlah
bahwa intensitet ketakutan melebihi proprsi yang sebenarnya dari obyek yang
ditakutkan. Contoh : Bila seorang gadis takut memegang benda yang terbuat dari
karet, Ia tidak mengetahui menyebab ketakutan tersebut. Setelah dianalisis
ketika masih kecil gadis tersebut dihukum oleh ayahnya dikarenakan berebut
balon dengan saudaranya. Hukuman yang didapatnya dan perasaan bersalah menjadi
terhubung dengan balon karet.
Rasa
takut lain ialah rasa gugup, gagap, dan sebagainya. Reaksi ini munculnya secara
tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan
meredakan diri yang bertujuan untuk membebaskan seseoarang dari kecemasan
neorotis. Contoh : Seseorang yang tidak bisa tampil didepan umum maka bila
disuruh tampil didepan umum, orang tersebut akan gelisah dan hilang
keseimbangan.menjadikan kepanikan yang bisa menyebabkan gemetar yang
berlebihan.
3)
Kecemasan Moril
Kecemasan ini disebabkan karena
pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki macam-macam emosi antara lain : iri,
benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang. Sifat-sifat yang
speperti ini adalah sifat terpuji, bahkan membuat takut, cemas, dan putus asa.
Contoh
: Bila ada seseoarang yang merasa dirinya kurang cantik, maka dalam
pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan, sementara itu ia pun tidak
berprestasi dalam berbagai kegiatan, sehingga kawan-kawannya lebih dinilai
sebagai lawan. Dengan demikian ketidakmampuannya menyamai kawan-kawannya
menimbulkan kecemasan moril.
2.
SEBAB - SEBAB ORANG GELISAH
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan
orang-orang menjadi gelisah. Diantaranya :
1.
Panik
Panik adalah sebuah perasaan dari ketakutan
dan kecemasan. Panik merupakan ketakutan dan kecemasan yang terjadi secara
mendadak dari sebuah peristiwa yang terjadi. Rasa panik dapat menyebabkan
seseorang menjadi gelisah.
Dengan
adanya rasa panik otomatis timbulnya perasaan tidak tenang dan
mengakibatkan
seseorang menjadi gelisah.
2.
Kesulitan ekonomi
Kesulitan ekonomi merupakan kesulitan yang
dialami ketika seseorang merasakan kondisi sulit dalam kehidupan ekonomi.
Seperti hal nya tidak mempunyai uang atau kelangkaan dalam suatu barang pemuas
kebutuhan. Dengan adanya kesulitan ekonomi, ada beberapa orang yang merasa
terdesak dan gelisah untuk berfikir bagaimana caranya agar bisa menyelesaikan
kesulitan ekonomi tersebut.
3.
Persiapan yang tidak matang
Segala sesuatu kegiatan yang dilakukan,
harus dengan persiapan yang matang. Apabila kita akan melakukan sesuatu tetapi
belum ada persiapan yang matang, maka dapat terjadi kegelisahan. Contoh
nya seperti dalam menghadapi ujian, tetapi
belum ada persiapan yang matang dalam menjalani ujian tersebut, maka
kemungkinan perasaan gelisah akan timbul.
3.
KETERASINGAN
Keterasingan
berasal dari kata terasing, asal kata dari kata dasar asing. Kata asing berarti
sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti tersisihkan dari
pergaulan, terpisahkan dari yang lain,atau terpencil. Jadi, keterasingan
berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpisah dari
yang lain atau terpencil. Apapun makna yang kita lekatkan pada istilah
keterasingan, yang jelas ia merupakan bagian dari hidup manusia. Sebagai bagian
dari hidup manusia, sebagaimana juga kegelisahan, maka keterasingan pun
memiliki sifat universal. Ini berarti bahwa keterasingan tidak pernah mengenal
perbedaan manusia. Sebentar ataukah lama setiap orang akan pernah mengalami
keterasingan ini, meskipun kadar atau penyebabnya berbeda-beda.
Contoh
: Murni gadis lincah, bebas, dan pandai bergaul. Kawannya banyak dan hilir
mudik bergantian datang dan mengajak pergi. Pada suatu hari tersiar berita ia
mendapat “kecelakaan”. Sejak itu ia tidak pernah menampakkan diri dan tak ada
kawan yang hilir mudik datang berkunjung dan mengajak pergi. Ia menyembunyikan
diri di kamar, malu keluar. Ia hidup dalam keterasingan.
Sebab – sebab keterasingan :
Bila
kita memperhatikan contoh Murni tidak mau bergaul lagi dengan kawan-kawannya,
hidup menyendiri, karena malu atas perbuatannya yang melanggar moral. Jadi,
sebab-sebab hidup terasing itu bersumber pada :
·
Perbuatan yang
tidak dapat diterima oleh masyarakat, antara lain mencuri, bersikap angkuh atau
sombong.Sikap dan perbuatan seseorang tidaklah mesti sesuai dengan aspirasi
orang lain, lebih-lebih dalam masyarakat yang beragam seperti masyarakat kita
ini, bilamana ketidaksesuaian ini berkembang bisa diduga akan timbul jarak
antara orang satu dengan lainnya. Ketidaksesuaian ini bisa jadi timbul lantaran
seseorang menampakkan sikap dan perbuatan yang di mata orang lain negatif seperti misalnya sombong, menganggap dirinya
lebih tinggi, angkuh, kaku, pemarah, dan semacamnya.Sikap yang sejenis dengan
angkuh atau sombong ialah sikap kaku, pemarah, dan suka berkelahi. Sikap
seperti itu menjauhkan kawan dan mendekatkan lawan. Orang segan berkawan dengan
orang yang bersikap seperti itu, sebab takut terjadi konflik batin atau konflik
fisik.
·
Sikap rendah
diri.
Sikap rendah diri menurut Alex Gunur adalah sikap
kurang baik. Sikap ini menganggap atau merasa dirinya selalu atau tidak
berharga, tidak atau kurang laku, tidak atau kurang mampu di hadapan orang
lain. Sikap ini disebut juga sikap minder. Jadi, bukan orang lain yang
menganggap dirinya rendah, tetapi justru dirinya sendiri, tetapi juga tidak
baik bagi masyarakat. Sikap rendah diri disebabkan antara lain kemungkinan
cacat fisik, status sosial-ekonominya, rendah pendidikannya, dan karena
kesalahan perbuatannya.
·
Takut kehilangan
hak.
Contoh : Oyong mempunyai sifat pemarah,
sebentar-bentar menantang orang dan mengajaknya berkelahi. Ia menganggap
lawannya pasti kalah. Ia tak kenal istilah musyawarah, akibatnya semua
teman-temannya perlahan-lahan menjauhinya, sehingga ia terasing dari pergaulan.
Jadi, bila kita renungkan, orang hidup dalam keterasingan karena takut
kehilangan haknya. Seperti halnya Oyong yang merasa takut kehilangan hak nama
baiknya. Ia merasa lebih dari orang lain, sehingga bila ada orang yang
melebihinya, ia segera mengajaknya berkelahi.
·
Kerinduan.
Kadang-kadang
keterasingan disebabkan pula oleh rasa kerinduan yang begitu hebat baik
terhadap keluarga, teman, suasana,atau bahkan terhadap suatu tempat. Adalah
satu hal yang wajar apabila seseorang
yang berada jauh dari keluarga akan merasakan kerinduan yang begitu
hebat terhadap keluarganya. Dalam kondisi yang demikian ini tidak heran kalau
kemudian yang bersangkutan merasa terasing, kendatipun lingkungan sekitarnya
mampu memenuhi kebutuhannya.
4.
KESEPIAN
Kesepian
berasal dari kata sepi, artinya sunyi, lengang, tidak ramai, tidak ada orang
atau kendaraan, tidak banyak tamu, tidak banyak pembeli, tak ada apa-apa, dan
sebagainya. Kesepian adalah keadaan sepi atau hal sepi. Contoh :
1.
Setelah anaknya yang telah menikah itu memiliki rumah sendiri, ibu Hadi merasa
kesepian.
2.
Setelah tembakan gencar itu berhenti, jalan-jalan tampak sepi. Orang-orang
takut keluar, bahkan suara deru mobil pun tak kedengaran.
3.
Karena pak Parman dan ibu Parman kurang bergaul, ditambah keadaan hari itu
hujan lebat, maka resepsi perkawinan anaknya sepi, tamu kurang sekali.
Setiap
orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian merupakan bagian hidup
manusia. Lama atau sebentar perasaan kesepian ini bergantung kepada mental
orang dan kasus penyebabnya.
Sebab-sebab
terjadinya kesepian :
Bermacam-macam
penyebab terjadinya kesepian. Salah satunya adalah frustasi. Orang yang
frustasi tidak mau diganggu,ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka
bergaul, dan sebagainya. Ia lebih senang hidup sendiri. Contoh : Pangeran
Sidharta, putra raja Kapilawastu, meninggalkan istana, tempat kemewahan,
keramaian, dan keindahan. Karena frustasi menyaksikan kontradiksi keadaan
diluar istana yang penuh penderitaan, maka ia meninggalkan istana dan pergi ke
hutan ke tempat yang lebih sunyi untuk mencari hakikat hidup.
Bila
kita perhatikan sepintas lalu mungkin keterasingan dan kesepian hampir serupa,
tetapi sebenarnya tidak sama, walaupun keduanya ada hubungannya. Perbedaan
antara keduanya hanya terletak pada sebab akibat. Kesepian merupakan akibat
dari keterasingan dan keterasingan sebagai akibat sombong, angkuh, kaku, keras kepala,
sehingga dijauhi kawan-kawan sepergaulan. Akibatnya, orang yang dijauhi itu
hidup terasing, terpencil dari keramaian hidup sehingga mereka merasa kesepian.
Menurut
Middlebrook (1980), ada 2 faktor penyebab kesepian yaitu :
1) Faktor Psikologis, yang terdiri dari :
Ø Existential Loneliness : Kesepian yang disebabkan
oleh kenyataan atau adanya keterbatasan keberadaan manusia yang disebabkan oleh
terpisahnya seseorang dengan orang-orang lain, sehingga tidaklah mungkin
baginya untuk berbagi perasaan dan pengalamannya dengan orang lain.
Ø Pengalaman traumatis karena hilangnya orang-orang
terdekat : Hilangnya seseorang yang sangat dekat dengan individu secara
tiba-tiba tanpa bisa dihindari seringkali dianggap sebagai penyebab kesepian.
Ø Kurangnya dukungan dari orang lain atau orang-orang
terdekat : Kesepian yang dialami oleh mereka yang merasa tidak sesuai dengan
lingkungannya. Orang yang mengalami
kesepian manganggap diri mereka sebagai orang yang diremehkan dan ditolak dalam
lingkungannya.
Ø Adanya suatu masalah krisis dalam diri seseorang dan
kegagalan : Bila seseorang telah merasa harga dirinya terganggu, ia akan
menghilangkan semangatnya dan merasa kosong serta menghindarkan diri untuk
mengadakan hubungan dengan lingkungannya.
Ø Memiliki rasa kurang percaya diri : Meskipun
individu dapat melakukan hubungan sosial
dengan baik, namun ia merasa bahwa lingkungan disekitarnya kurang
melibatkannya, sehingga menyebabkan individu merasa kesepian, ia hanya dapat
berhubungan sosial secara formalitas saja.
Ø Kepribadian yang tidak sesuai dengan lingkungan :
Orang-orang yang menjengkelkan, seperti : pemarah, terlalu patuh dan tidak
mempunyai kemampuan bersosialisasi akan dihindari dari lingkungannya, sehingga
mereka merasa kesepian.
Ø Ketakutan untuk menanggung resiko sosial : Seseorang
akan merasa takut jika terlalu dekat dengan orang lain, tidak mau bercerita
banyak, sehingga mereka yang kesepian akan melihat kedekatan sosial sebagai
sesuatu yang berbahaya dan penuh resiko.
2) Faktor Sosiologis, yang terdiri dari :
Ø Takut dikenal orang lain : Seseorang akan merasa
takut dikenal oleh orang lain, sehingga hal tersebut menghilangkan
kesempatannya untuk berhubungan dekat dengan orang lain.
Ø Nilai-nilai yang berlaku pada lingkungan sosial :
Nilai-nilai yang dianut masyarakat seperti privacy dan kesuksesan dapat
menyebabkan seseorang merasa kesepian karena ia merasa terikat oleh nilai-nilai
tersebut.
Ø Kehidupan di rumah : Rutinitas kegiatan di rumah
seperti : adanya jam makan, keributan di rumah dan kebiasan lainnya juga akan
menyebabkan seseorang merasa kesepian karena ia merasakan kejenuhan.
Ø Perubahan pola-pola dalam keluarga : Kehadiran orang
lain dalam keluarga akan menyebabkan terganggunya hubungan dengan anggota
keluarga lain.
Ø Berpindah tempat : Seringnya pindah dari satu tempat
ke tempat yang lain menyebabkan seseorang tidak dapat menjalin hubungan yang
akrab dengan orang disekitarnya.
Ø Terlalu banyak jumlah orang dalam suatu organisasi :
Terlalu banyak orang di sekeliling individu akan menambah perasaan terisolasi.
Hal ini akan membuat individu sulit untuk mengenal satu sama lain.
5.
KETIDAKPASTIAN
Ketidakpastian
berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu (pikirannya) atau mendua,
atau apa yang dipikirkan tidak searah dan kemana tujuannya tidak jelas. Itu
semua akibat pikirannya yang tidak dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian itu
disebabkan oleh berbagai sebab, yang
paling utama adalah kekacauan pikiran. Ketidakpastian atau ketidaktentuan
adalah bagian hidup manusia. Setiap orang hidup pasti pernah mengalaminya.
Bahkan anak kecil sekalipun pernah mengalaminya, misalnya, ketika anak kecil
ditinggalkan ibunya, ia menangis kebingungan. Kebingungan itu menunjukan adanya
ketidakpastian, seperti anak ayam yang kehilangan induknya.
Sebab
sebab ketidakpastian :
Menurut
Siti Meichati dalam bukunya Kesehatan Mental menerangkan beberapa penyebab
seseorang tak dapat berpikir dengan pasti. Sebab-sebab itu ialah :
1. Obsesi
Obsesi
merupakan gejala neurose jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang
terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau penyebab
lain yang tidak diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang
yang ingin menjatuhkan dia. Contoh : Seorang pedagang yang maju pesat, pada
suatu saat berpikir olehnya ada kswan yang ingin menjatuhkannya. Pikirannya itu
semakin menjadi-jadi, apalagi setelah ia mengalami kerugian.
2. Phobie
Phobie
adalah rasa ketakutan yang tak terkendalikan atau tidak normal terhadap sesuatu
hal atau kejadian, tanpa diketahui sebab-sebabnya. Contoh : Orang yang takut
terhadap tempat yang tinggi. Secara tidak sengaja, ia terus menelusuri jalan
mendaki. Sesampainya di puncak ketinggian, ia ketakutan luar biasa.
3. Kompulasi
Kompulasi
ialah adanya keraguan yang sangat mengenai apa yang telah dikerjakannya,
sehingga ada dorongan yang tidak disadari untuk selalu melakukan
perbuatan-perbuatan yang serupa berulang kali. Contoh : Keinginannya mengambil
barang orang (mencuri), padahal barang itu tidak bermanfaat baginya, dan ia
mampu andaikata ingin membelinya.
4. Histeria
Histeria
ialah neurose jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental kekecewaan, pengalaman pahit
yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, atau sugesti dari
sikap orang lain. Contoh : Neneng, seorang gadis yang cukup manis, suatu hari
melihat pacarnya berjalan-jalan dengan seorang gadis yang belum pernah
dikenalnya. Rasa cemburu berkecamuk di hatinya dan setibanya di rumah dia
beteriak histeris.
5. Delusi
Menunjukan
pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan keyakinan palsu. Tidak dapat
memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan
pengalaman.
6.
Halusinasi
Khayalan
yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Seperti para prewangan (medium)
dapat digolongkan pada pengalaman halusinasi. Dengan sugesti diri, orang dapat
juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang yang
mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi, orang merasa
mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya.
Ini tampak pada perbuatan-perbuatan penderita (penderita itu dapat menyadari
perbuatannya itu, tetapi tidak dapat menahan rangsangan khayalan sendiri).
Contoh : Atang memang seorang peminum. Bila sedang marah, ia makin banyak
minumnya sehingga mabuk dan mengoceh (berbicara) tidak menentu.
7. Keadaan emosi
Dalam
keadaan tertentu, seseorang sangat dipengaruhi oleh emosinya. Jika emosi telah
menguasai keseluruhan pribadinya, ia akan mengalami gangguan nafsu makan,
pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah.
Sikapnya bisa apatis atau bisa juga terlalu gembira dengan melampiaskan dalam
gerakan-gerakan lari-larian, menyanyi, tertawa atau berbicara. Sikap ini dapat
pula berupa kesedihan menekan, tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah,
resah, suka mengeluh, tidak mau berbicara, diam seribu bahasa, atau termenung
menyendiri. Orang seperti ini tidak mungkin dapat berpikir dengan tenang dan
baik.
6.
USAHA UNTUK MENGATASI KEGELISAHAN DAN KETIDAKPASTIAN
Kita
tahu bahwa kita hidup di dunia ini sudah ada yang mengatur. Yakni Allah SWT. Segala
urusan kita sebenarnya sudah di atur olehNya semenjak kita masih ada di dalam
kandungan. Maka sudah kewajiban kita sebagai makhluk ciptaanNya harus bertaqwa
dan beriman kepadaNya. Dalam mengatasi kegelisahan usaha yang dapat kita
lakukan yang pertama yakni harus mulai dari diri kita sendiri terlebih dahulu,
yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang, maka kita dapat berpikir
tenang pula. Sedangkan cara yang paling efektif adalah dengan berserah diri
kepada Allah SWT.
Yang
pertama kita instropeksi pada diri kita sendiri, mengapa hal itu terjadi, apa
penyebabnya dan sebagainya. Kita harus bersedia menerima sesuatu yang terjadi
pada diri kita dengan sabar, tabah niscaya srasa gelisah yang ada dalam diri kita
akan hilang. Kemudian yang paling utama yaitu berdoa kepada Allah dengan
sungguh-sungguh sabar, tabah, dan ikhlas sehingga Ia mau mengabulkan permohonan
kita sebab Allah adalah Dzat Yang Maha Pemurah, Maha Pengampun, Maha Pengasih
serta Maha Penyayang setiap umatnya yang
mau berdoa dan memohon kepadaNya.
Dengan
cara mendekatkan diri kepada Allah dan berserah diri dihadapan Allah dengan
sungguh-sungguh dan dibarengi dengan hati yang bersih, niat yang ikhlas dan
tulus dari dalam hati kita, maka lama kelamaan kegelisahan pun akan hilang
dengan sendirinya. Mendekatkan diri bukan hanya dengan cara melalui hubungan
vertikal dengan Sang Maha Pencipta saja, tetapi juga melalui hubungan
horizontal dengan sesama umat manusia sebagaimana yang diperitahkan oleh Allah
SWT.
Source : http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab10-manusia_dan_kegelisahan.pdf
0 komentar: